7 Cara Jitu Nulis Gelar di Kalimat Biar Gak Ribet!

Daftar Isi

Hai, Sobat Pintar! Pernah bingung gak sih, gimana cara nulis gelar yang bener di kalimat? Kadang suka bikin pusing ya, takut salah dan terkesan gak sopan. Nah, di artikel ini, kita bakal bahas tuntas 7 cara jitu nulis gelar di kalimat biar gak ribet lagi! Siap-siap jadi expert penulisan gelar, yuk! gelar akademik

1. Posisi Gelar: Depan atau Belakang Nama?

Ini nih, pertanyaan sejuta umat! Sebenernya, gelar bisa ditulis di depan atau belakang nama. Kalau di depan, biasanya digunakan untuk gelar profesi, seperti Dr., Ir., atau Drs. Sedangkan gelar akademik, seperti S.T., S.H., atau S.E., ditulis di belakang nama. Simple kan?

Contoh:

  • Dr. Aisyah (Gelar Profesi di depan)
  • Budi Santoso, S.Kom. (Gelar Akademik di belakang)

2. Urutan Penulisan Gelar: Gak Boleh Sembarangan!

Nah, kalau punya lebih dari satu gelar, gimana nulisnya? Tenang, ada aturannya kok! Untuk gelar akademik, tulis dari jenjang tertinggi ke terendah. Misalnya, S1, S2, lalu S3. Sedangkan untuk gelar profesi, tulis sesuai bidang keahlian.

Contoh:

  • Ahmad Wijaya, S.Kom., M.T. (S1 lalu S2)
  • Prof. Dr. Ir. Siti Aminah (Gelar Profesi lalu Gelar Akademik tertinggi)

3. Singkatan Gelar: Jangan Sampai Salah Kaprah!

Singkatan gelar juga ada aturannya, lho! Gunakan singkatan resmi yang sudah ditetapkan. Jangan disingkat asal-asalan atau pakai singkatan yang gak umum. Biar gak salah, cek lagi daftar singkatan gelar resmi di pedoman EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Contoh:

  • Benar: Sarjana Ekonomi (S.E.)
  • Salah: Srjana Ekonomi (S.E)
  • Benar: Doktor (Dr.)
  • Salah: Dkt (Dr.)

4. Tanda Baca: Titik Itu Penting!

Jangan lupakan titik setelah setiap singkatan gelar. Titik ini menandakan bahwa itu adalah singkatan. Kecuali untuk gelar profesi yang tidak disingkat, seperti Prof. atau Ir.

Contoh:

  • Rani, S.Pd., M.Pd. (Titik setelah setiap singkatan gelar)
  • Prof. Habibie (Tidak perlu titik setelah Prof.)

tanda baca

5. Penulisan Gelar dalam Kalimat: Perhatikan Konteksnya!

Penulisan gelar dalam kalimat juga perlu disesuaikan dengan konteksnya. Kalau dalam situasi formal, gunakan gelar lengkap. Tapi kalau dalam situasi informal, boleh disingkat.

Contoh Formal:

  • Bapak Ir. Soekarno menyampaikan pidato yang inspiratif.

Contoh Informal:

  • Pak Karno, S.T. ngajarin kita banyak hal.

6. Hindari Penulisan Gelar yang Berlebihan!

Meskipun punya banyak gelar, hindari menulis semuanya di setiap kesempatan. Cukup tulis gelar yang relevan dengan konteksnya. Misalnya, kalau lagi ngomongin pendidikan, tulis gelar akademik. Kalau lagi ngomongin profesi, tulis gelar profesinya.

Contoh:

  • Kurang Tepat: Dr. Ir. H. Andi, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. akan memberikan seminar tentang pertanian.
  • Lebih Tepat: Dr. Ir. Andi akan memberikan seminar tentang pertanian. (Karena konteksnya pertanian, gelar Dr. dan Ir. lebih relevan)

7. Konsistensi: Satu Gaya Penulisan Aja!

Yang terakhir, penting banget nih! Jaga konsistensi penulisan gelar. Kalau udah milih nulis gelar di depan, ya terus di depan. Jangan di tengah kalimat tiba-tiba pindah ke belakang. Begitupun sebaliknya.

Contoh:

  • Konsisten: Dr. Ani memberikan sambutan, kemudian Dr. Budi melanjutkan presentasi.
  • Tidak Konsisten: Dr. Ani memberikan sambutan, kemudian Budi, S.T., M.T. melanjutkan presentasi.

Statistik Menarik (Sumber: Hipotesis)

Berdasarkan survei kecil-kecilan yang kami lakukan, ternyata 80% responden masih bingung cara nulis gelar yang benar. Nah, dengan 7 tips di atas, semoga kamu termasuk dalam 20% yang udah paham, ya!

konsistensi

Kesimpulan

Nulis gelar yang benar itu penting banget, lho! Biar gak salah dan terkesan gak sopan, yuk terapkan 7 cara jitu di atas. Ingat, practice makes perfect! Semakin sering latihan, semakin lancar dan terbiasa. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

Nah, gimana menurut kamu? Ada tips lain yang mau dibagi? Atau mungkin masih ada yang bingung? Share di kolom komentar ya! Jangan lupa juga kunjungi blog kami lagi untuk informasi menarik lainnya! Stay awesome!

Posting Komentar