Bingung Cara Nulis Kajian Literatur? Simak Contohnya di Sini!
Hai, Sobat! Pernah nggak sih, kamu merasa pusing tujuh keliling waktu disuruh bikin kajian literatur? Rasanya kayak nyari jarum di tumpukan jerami, ya? Tenang, kamu nggak sendirian! Banyak mahasiswa yang juga ngerasa gitu. Nah, di artikel ini, kita bakal bahas tuntas tentang cara menulis kajian literatur yang efektif dan mudah dipahami. Siap-siap buat upgrade skill menulismu, ya!
Apa Sih Kajian Literatur Itu?
Kajian literatur basically adalah ringkasan dan analisis kritis dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitianmu. Bayangin aja kayak detektif yang lagi ngumpulin bukti-bukti dari berbagai sumber buat memecahkan suatu kasus. Nah, sumber-sumber ini bisa berupa jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, dan sumber kredibel lainnya. Tujuannya? Biar penelitianmu punya dasar yang kuat dan nggak ngulang penelitian yang udah ada. Gimana, udah mulai kebayang?
Langkah-Langkah Menulis Kajian Literatur
Biar nggak makin bingung, yuk kita ikutin langkah-langkah berikut ini:
1. Tentukan Topik dan Rumusan Masalah
Hal pertama yang harus kamu lakuin adalah menentukan topik penelitian dan rumusan masalahnya. Topik yang spesifik akan memudahkanmu dalam mencari literatur yang relevan. Misalnya, daripada "Pengaruh Media Sosial", mending kamu persempit jadi "Pengaruh Instagram terhadap Perilaku Konsumtif Remaja". Semakin spesifik, semakin bagus!
2. Cari Literatur yang Relevan
Setelah topik dan rumusan masalah jelas, saatnya berburu literatur! Manfaatkan database jurnal online seperti Google Scholar, Scopus, ScienceDirect, dan lainnya. Jangan lupa juga cek perpustakaan fisik atau online di kampusmu. Pro tip: catat semua informasi penting dari setiap sumber, seperti judul, penulis, tahun terbit, dan poin-poin pentingnya. Ini bakal ngebantu banget pas kamu nulis nanti!
3. Baca dan Analisis Literatur
Nah, ini dia bagian yang paling krusial! Baca setiap literatur yang udah kamu kumpulkan dengan seksama. Jangan cuma baca sekilas, tapi pahami betul isi dan argumen yang disampaikan. Identifikasi persamaan, perbedaan, dan celah dari setiap penelitian. Analisis kritis sangat penting di sini! Tanyakan pada diri sendiri: Apa kekuatan dan kelemahan penelitian ini? Apa kontribusi penelitian ini terhadap topik yang aku teliti?
4. Organisasikan dan Sintesis Literatur
Setelah menganalisis, saatnya mengorganisasikan literatur-literatur tersebut. Kamu bisa mengelompokkannya berdasarkan tema, teori, atau variabel penelitian. Lalu, sintesis atau gabungkan informasi dari berbagai sumber tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh dan koheren. Hindari cuma copy-paste ya! Tulis ulang dengan bahasamu sendiri dan berikan analisis kritismu.
5. Tulis Kajian Literatur
Akhirnya, saatnya menuangkan semua hasil analisismu ke dalam tulisan. Struktur kajian literatur umumnya terdiri dari:
- Pendahuluan: Jelaskan latar belakang dan tujuan penulisan kajian literatur.
- Isi: Paparkan hasil analisis dan sintesis literatur yang telah kamu lakukan. Gunakan subheadings untuk memudahkan pembaca memahami alur pembahasan.
- Kesimpulan: Rangkum poin-poin penting dari kajian literatur dan berikan implikasi bagi penelitianmu.
Contoh Kajian Literatur
Misalnya, kamu lagi meneliti tentang "Pengaruh Instagram terhadap Perilaku Konsumtif Remaja". Di kajian literatur, kamu bisa membahas penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, misalnya:
- Penelitian A (2020) menemukan bahwa paparan iklan di Instagram berpengaruh signifikan terhadap keinginan remaja untuk membeli produk.
- Penelitian B (2021) menunjukkan bahwa influencer marketing di Instagram efektif dalam meningkatkan brand awareness dan purchase intention remaja.
- Penelitian C (2022) mengungkap bahwa terdapat hubungan positif antara penggunaan Instagram dan perilaku konsumtif remaja.
Dari contoh tersebut, kamu bisa menganalisis persamaan, perbedaan, dan celah dari ketiga penelitian tersebut. Misalnya, ketiga penelitian menunjukkan pengaruh Instagram terhadap perilaku konsumtif remaja, namun penelitian C belum mengkaji faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi perilaku tersebut.
Tips Menulis Kajian Literatur yang Ciamik
- Gunakan Bahasa yang Formal dan Akademis: Hindari bahasa gaul atau singkatan yang tidak baku.
- Kutip Sumber dengan Benar: Gunakan sistem sitasi yang konsisten, misalnya APA Style atau Harvard Style.
- Jaga Objektivitas: Hindari bias atau opini pribadi yang tidak didukung oleh data atau fakta.
- Proofread dan Edit: Pastikan tulisanmu bebas dari kesalahan tata bahasa dan ejaan.
Statistik Terkait:
Berdasarkan data dari We Are Social dan Hootsuite (2023), pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang, dengan Instagram menempati posisi teratas sebagai platform media sosial yang paling banyak digunakan. Hal ini menunjukkan besarnya potensi pengaruh Instagram terhadap perilaku masyarakat, termasuk remaja.
Kesimpulan
Menulis kajian literatur memang butuh effort, tapi bukan berarti susah kok! Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dan terus berlatih, kamu pasti bisa menulis kajian literatur yang ciamik. Ingat, kajian literatur yang baik adalah fondasi yang kuat untuk penelitian yang berkualitas.
Nah, gimana? Udah nggak bingung lagi kan soal kajian literatur? Semoga artikel ini bermanfaat buat kamu, ya! Jangan ragu buat tulis komentar di bawah kalau ada pertanyaan atau mau sharing pengalamanmu. Atau, kalau kamu mau info lebih lanjut tentang tips menulis lainnya, kunjungi lagi blog ini, ya! Happy writing!
Posting Komentar